Sunday, December 1, 2019

Keliling Museum di Kota Bandung

Mumpung di Bandung, karena kalau main ke daerah Lembang dan Dago pasti macet panjang maka lebih baik kita berkeliling Museum saja yang kebetulan jaraknya berdekatan. Yaitu Museum Geologi, Museum Pos Indonesia dan Museum Gedung Sate. 

1. Museum Geologi
Museum Geologi terletak di Jalan Diponegoro, Cibeunying Kaler, kota Bandung. Harga tiket masuknya Rp.10.000,-, buka pukul 08.00-16.00 dan tutup setiap hari jumat

2. Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia ini terletak di Jl. Cilaki No.73, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115, sebelah Kantor Pos Indonesia. Masuknya gratis kok, buka dari jam 08.00-16.00 (Senin-Jumat), jam 09.00-13.00 (Sabtu) dan tutup pada hari minggu. Museum ini berisi tentang sejarah Pos Indonesia, dari awal berdiri, transportasi yang digunakan untuk mengirimkan surat dan paket, seragam kerja yang digunakan oleh pak pos serta koleksi perangko.

Sepeda pak pos, kring-kring :D

Inget banget dulu suka ikut sayembara di majalah Bobo. Tiap hari nungguin pak Pos dateng berharap menang sayembara. Terus suka ngumpulin perangko berbagai jenis, rajin nulis surat terus masukkin ke kotak pos. Jadi kapan terakhir kali kamu berkirim surat via pos? 

3. Museum Gedung Sate
Wilujeng sumping di Museum Gedung Sate.
Museum yang bertiket masuk seharga Rp. 5.000,- ini terletak di Jl. Diponegoro No.22, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115, persis di belakang Gedung Sate, landmark Kota Bandung yang sangat terkenal dengan 'tusuk sate' nya tersebut. 

Tapi taukah kamu filosofi tusuk sate yang berfungsi sebagai penangkal petir tersebut? ya seperti yang dijelaskan pada gambar di atas ini, yaitu melambangkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membangun gedung ini, senilai 6.000.000 Gulden.

Grafis tentang 7 pemuda yang gugur dalam pertempuran di Gedung Sate pada tanggal 3 Desember 1945 dalam upaya mempertahankan dari serbuan Tentara Gurkha yang didukung oleh Belanda dan Inggris, cerita selengkapnya bisa dilihat di Suratkabar.id

Museum ini sudah dilengkapi dengan teknologi canggih seperti hologram, augemented reality, interactive floor display and frame, wall video mapping, TV yang bisa berputar 270 derajat dan virtual reality (VR)

Nah yang paling berkesan itu adalah, virtual reality (VR) jadi kita bisa menaiki balon udara ini dan memakai kacamata berkamera VR dan melihat video dalam ketika pembangunan Gedung Sate dalam bentuk 3D. Bagi kita yang tidak kebagian untuk mencoba VR tersebut, bisa melihat rupa video yang tertera pada VR, pada layar TV di samping balon udara tesebut. Meski sensasinya tidak semenarik kalau kita berada di balon udara dan memakai kacamata VR :D. 

Sekian, semoga bisa menambah referensi tempat wisata edukasi di Bandung.

Salam,
Tazkiaqzh